info@uinkhas.ac.id (0331) 487550

Optimalkan Program GLAM Center, Perpustakaan UIN KHAS Jember Gelar LOKAKARYA "Preservasi Konservasi dan Ekstraksi Naskah-Naskah Islam"

Home >Berita >Optimalkan Program GLAM Center, Perpustakaan UIN KHAS Jember Gelar LOKAKARYA "Preservasi Konservasi dan Ekstraksi Naskah-Naskah Islam"
Diposting : Kamis, 28 Nov 2024, 10:18:41 | Dilihat : 55 kali
Optimalkan Program GLAM Center, Perpustakaan UIN KHAS Jember Gelar LOKAKARYA "Preservasi Konservasi dan Ekstraksi Naskah-Naskah Islam"


Humas - Dalam rangka mendukung penuh program Gallery, Library, Archive, Museum (GLAM), Perpustakaan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember menggelar acara LOKAKARYA pada 26 November 2024 di Aula Perpustakaan UIN KHAS Jember.

Mengangkat tema Langkah Strategis Preservasi Konservasi dan Ekstraksi Naskah-Naskah Islam Keislaman di Ujung Timur Jawa, Kepala UPT Perpustakaan UIN KHAS Jember, Hafidz, mengungkapkan bahwa program ini merupakan upaya membuka wawasan kesadaran akan keharusan keikutsertaan dalam menjaga, mengamankan, serta bertanggungjawab pada catatan sejarah, khususnya, Manuskrip. 

"Karena salah satu yang ada di Glam adalah Manuskrip. Banyak sekali Manuskrip di Indonesia, khususnya di Jawa Timur, daerah Tapal Kuda. Khususnya kaum Akademis, Perguruan tinggi harus punya tanggungjawab mekonservasi, mengamankan dan seterusnya," terangnya

Tuntas, materi disampaikan oleh Prof. Oman Fathurrohman, Guru besar Bidang Filologi UIN Jakarta dan Pengampu Ngariksa, dan Dr. Munawwar, Ketua Masyarakat Pernaskahan Nusantara. Kepada puluhan peserta yang hadir, yakni, seluruh Dosen Sejarah, pihak Perpustakaan, Dinas Perpus Daerah, Dinas Pariwisata, hingga Mahasiswa, Ia menyampaikan langkah strategis dalam mengumpulkan hingga menjaga Manuskrip, dengan penjelasan yang gamblang. 

Selain itu, Prof. Oman menyampaikan, akses menjadi salah satu kendala dalam preservasi konservasi naskah di era digital. Juga, seringkali manuskrip tersimpan di daerah pelosok sehingga menjadi tantangan tersendiri dalam proses digitalisasi. 

"Akses manuskripnya, yang seringkali dianggap Pustaka, sehingga kita ketika digitalisasi itu tidak mendapat akses dan kita tidak boleh memaksa" Kata Prof. Oman saat diwawancarai Tim Humas.

"Di daerah tertentu manuskrip tersimpan di pelosok, sehingga proses digitalisasi juga tidak mudah karena proses digitalisasi meniscayakan adanya aliran listrik, laptop, sehingga itu menjadi tantangan tersendiri" tambahnya.

Maka kedepan, catatannya ialah bagaimana membangun kepercayaan agar tercapainya sebuah akses dan menyampaikan, bahwa, tujuan digitalisasi adalah berbagi ilmu dan pengetahuan. Karena dapat dipastikan, tujuan ditulisnya manuskrip adalah sebagai bahan Pustaka, bahan bacaan pengetahuan, terlebih, teks keagamaan yang sifatnya memang diajarkan. 

Di samping itu, Hafidz berharap Program Glam berjalan sukses serta mendapat dukungan penuh dari pimpinan.

"Semoga penggalian manuskrip terus jalan, Glam Perpustakaan kita semakin sukses, semakin bagus, fasilitasnya lebih megah. Rektor mensupport kegiatan ini semoga kedepan dibuatkan gedung dua kali lipat lebih besar, bisa menampung program Glam" tukasnya.

Penulis: Shirly Yusfi 

Editor: Munirotun Naimah 

;