info@uinkhas.ac.id (0331) 487550

Digitalisasi, FTIK UIN KHAS Jember Gelar Kuliah Umum Seputar Guru Profesional di Era Digital

Home >Berita >Digitalisasi, FTIK UIN KHAS Jember Gelar Kuliah Umum Seputar Guru Profesional di Era Digital
Diposting : Jumat, 15 Sep 2023, 00:29:36 | Dilihat : 578 kali
Digitalisasi, FTIK UIN KHAS Jember Gelar Kuliah Umum Seputar Guru Profesional di Era Digital


Humas – Digitalisasi atau proses alih media dari analog menuju digital, kini marak didengungkan hampir di seluruh bidang.  Ikhwal melalui digital berbagai kemudahan serta tawaran-tawaran alternatif kentara membantu menyelesaikan pelbagai tantangan cara kerja manual konvensional. Tak terkecuali di bidang pendidikan.

Tidak mau ketinggalan, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, gelar kuliah umum mengulas seputar kompetensi Guru Profesional pada masa kini yakni di era digital.

Bahkan tidak tanggung, kegiatan yang digelar di Gedung Kuliah Terpadu itu menghadirkan Guru Besar Ilmu Pendidikan Islam, Prof. Dr. H. Mahmud, sebagai narasumber, kemarin. Rabu, 13 September 2023.

Mengawali materinya, Prof. Mahmud menyebut, jika mahasiswa tidak asing dengan jargon NKRI  harga mati, maka Teknologi Informasi pun juga harga mati. Bukan tanpa alasan, satire Rektor UIN Sunang Gunung Djati Bandung  itu mengarah pada pentingnya penguasaan keterampilan teknologi digital.

“Kalau tidak menguasai dunia digital, ya selamat tinggal,” jawabnya saat dikonfirmasi tim Jurnalis Humas.

Kata Prof. Mahmud, bicara soal kompetensi guru, setidaknya ada empat yang harus dimiliki, yakni kompetensi profesional, kompetensi pedagogi, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian.  Lalu, ia tambahkan kompetensi digital untuk memenuhi standar digitalisasi.

Disadari atau tidak, kata Ketua Forum Rektor PTKIN itu menegaskan, kompetensi digital sarat menjadi tantangan bagi guru Profesional.  Kendati demikian, untuk menguasai dunia digital bukan perihal yang sulit. Alias cukup tekun dan telaten.

“Tidak butuh kecerdasan seperti ilmu-ilmu lainnya,” ungkapnya memotivasi ratusan mahasiswa.

Justru ditegaskan Prof. Mahmud, bagi seorang guru, hal paling sulit adalah penguasaan teori atau ilmu yang akan disampaikan kepada peserta didik.

“Digitalnya kan sebagai alat, sementara ilmunya ini yang agak sulit,” ungkapnya.

Mengutip kata Ibnu Ruslan dalam kitab Zubad, bahwa siapa yang beramal tanpa ilmu, maka amalnya ditolak atau tidak diterima. “Wa qullu man bighairi ilmin ya’malu, a’maluhu mardudatun la yuqbalu,” ungkapnya menggunakan irama sya’ir atau nadhom.

Lebih lanjut, menjadi guru tidak semata-mata mentransfer ilmu saja. Tugas guru atau yang dikenal dengan 7 M yakni, mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi layaknya menjadi nafas guru, menuju Guru yang profesional.

Jika seorang guru masuk kelas kemudian ditimpali istighfar oleh peserta didik, artinya perlu mengevaluasi diri. “Apalagi peserta didikinya bilang Innalillah,” imbuhnya berkelakar disambut tawa mahasiswa se isi gedung.

Sembari menyampaikan materi, gaya Prof. Mahmud yang khas dalam mengendalikan fokus audien, ia kemas dengan urgensi landasan teori.

Prof. Mahmud tak segan menunjukkan teori segita presesi sebagai posisi perempuan dan laki-laki dengan segita terbalik. Disimpulkan, bahwa mahasiswa perempuan pada awal-awal masuk kampus jauh lebih menarik dibanding laki-laki, dan pada detik akhir justru laki-laki lebih berpengaruh.

Maksud Prof. Mahmud, laki-laki sebagai calon imam dalam rumah tangga, mesti harus terisi pengalaman, relasi, dan ilmu yang mumpuni. Baru kemudian layak menjadi pemimpin rumah tangga.

Sementara maksud lainnya, melalui media Videotron ia memotivasi mahasiswa, bahwa penguasaan teori serta penggunaan media digital, cenderung lebih interaktif dan mudah dipahami oleh peserta didik.

“Nah, kalau sudah pas teori dan penyampaiannya maka mudah diterima,” ungkap kepada tim jurnalis Humas usai mengisi kuliah.

Untuk diketahui, kuliah umum dengan tema ‘Menjadi Guru Profesional di Era Digital’ ini diikuti oleh 35O lebih mahasiswa FTIK. Seperti disulap, sejumlah mahasiswa tersebut nampak terkesan mengikuti kuliah. Hal itu terlihat dari jumlah peserta yang memadati GKT Lantai 3 itu terisi penuh dari awal hingga akhir kegiatan.

Dekan FTIK UIN KHAS Jember, Prof Mukni’ah berharap, melalui kegiatan tersebut mahasiswanya mampu menangkap dan mengimplementasikan nilai-nilai krusial dan menjadi Guru Profesional setalah mereka lulus nanti.

“Semoga ini menjadi bekal bagi adi-adik mahasiswa sekalian,” tutupnya.

 

Penulis: Shirly Yusfi

Editor: Dahlan Nur Busri

;