Wakil Rektor III UIN KHAS Jember Tekankan Moderasi dan Kolaborasi untuk Keberdayaan Anak Disabilitas
Humas - Pada Selasa, 25 November 2025, Aula GKT Lantai 2 UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember menjadi tuan rumah Pertemuan Multipihak dalam Mendukung Terwujudnya Keberdayaan dan Kemandirian Anak dan Remaja Penyandang Disabilitas, sebuah inisiatif kolaboratif yang digagas TANOKER dan PERPENCA.
Kegiatan ini dihadiri perwakilan dari berbagai unsur pemerintah daerah, DPRD Komisi D, organisasi kemasyarakatan dan keagamaan, serta lembaga swadaya masyarakat. Pertemuan ini bertujuan menyatukan pandangan lintas sektor mengenai pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas, sekaligus menggali praktik baik yang sudah berjalan di masyarakat.
Wakil Rektor III UIN KHAS Jember, Dr. Khoirul Faizin, M.Ag., hadir mewakili Rektor dan membuka kegiatan dengan sambutan yang menegaskan komitmen kampus terhadap nilai inklusi. Dalam pidatonya, Dr.Faizin menyebut UIN KHAS Jember sebagai “kampus publik yang moderatif dan terbuka bagi semua lapisan masyarakat, tanpa terkecuali.”
Ia menggarisbawahi bahwa kampus tidak mungkin bekerja sendirian menghadapi tantangan zaman, termasuk isu pemenuhan hak penyandang disabilitas. Dengan jumlah mahasiswa mencapai hampir 18.000 orang dan tenaga dosen sekitar 600 orang, sinergi lintas lembaga menjadi sebuah keharusan.
“Kesempatan seperti hari ini adalah kehormatan bagi kami. Kampus ini tidak dapat menyelesaikan problem masyarakat secara sepihak. Kolaborasi adalah kunci, dan kami selalu terbuka untuk inisiatif-inisiatif seperti ini,” ujar Dr.Faizin.
Dalam sambutannya, Dr.Faizin menegaskan kembali identitas UIN KHAS Jember sebagai kampus moderasi beragama, yang menjunjung prinsip keterbukaan tanpa diskriminasi. Ia menekankan bahwa ruang akademik UIN KHAS Jember terbuka bagi seluruh anak bangsa, termasuk penyandang disabilitas dari berbagai latar sosial dan keagamaan.
Lebih jauh, Dr.Faizin menyampaikan bahwa pada tahun akademik ini kampus menerima delapan mahasiswa penyandang disabilitas. Ia berharap jumlah tersebut akan meningkat pada tahun-tahun mendatang, sebagai bentuk perluasan akses pendidikan tinggi yang adil dan setara.
“Ini tanggung jawab kita semua. Angka penyandang disabilitas di Indonesia cukup besar. Mereka adalah bagian dari masa depan bangsa. Kampus harus hadir dan memastikan mereka tidak tertinggal,” tegasnya.
UIN KHAS Jember juga terus memperbaiki fasilitas pendukung bagi mahasiswa penyandang disabilitas, termasuk penyediaan jalur kursi roda, ruang kuliah ramah disabilitas, serta pengaturan waktu dan metode pembelajaran yang disesuaikan.
Dr.Faizin mencontohkan beberapa ruang kelas dan gedung yang sudah mulai dioptimalkan untuk kebutuhan aksesibilitas. “Meski masih langkah kecil, kami berkomitmen agar perbaikan fasilitas ini menjadi prioritas, sebagaimana ditekankan oleh Rektor UIN KHAS Jember,” ujarnya.
Ia juga membuka pintu bagi peserta pertemuan untuk merekomendasikan calon mahasiswa penyandang disabilitas. “Dengan senang hati akan kami terima. Mereka adalah anak-anak bangsa yang berhak memimpin masa depan,” tambahnya.
Menutup sambutan, Dr.Faizin menekankan pentingnya menghindari kegiatan seremonial tanpa dampak nyata. “Kita tidak ingin sekadar berkumpul, tetapi harus menjejak. Ada hasil yang bisa dirasakan masyarakat, terutama oleh anak-anak penyandang disabilitas,” katanya.
Pertemuan tersebut ditutup dengan optimisme bahwa kerja sama lintas sektor dapat menjadi fondasi bagi terwujudnya Jember yang inklusif dan ramah disabilitas, serta memperkuat peran UIN KHAS Jember sebagai kampus publik yang berkomitmen pada nilai kemanusiaan, keberagaman, dan kolaborasi.
Penulis: Atiyatul Mawaddah
Editor: Munirotun Naimah



