Wakil Rektor I UIN KHAS Jember Paparkan Civil Islam Transnasional di Turki
Istanbul — Wakil Rektor I UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember, Prof. Dr. M. Khusna Amal, S.Ag., M.Si., memenuhi undangan Istanbul Foundation dan Üsküdar Üniversitesi sebagai invited speaker dalam rangkaian konferensi akademik di Istanbul, Turki, Rabu (17/12/2025).
Dalam dua forum ilmiah tersebut, Prof. Amal mempresentasikan hasil risetnya bertajuk “Towards Transnational Civil Islam? Sociological Explanation on Said Nursi’s Movement in Indonesia and Türkiye”. Kajian ini menyoroti peran komunitas pengikut pemikiran Said Nursi (dikenal sebagai Thullab Nursi) dalam dinamika masyarakat sipil Islam di dua negara mayoritas Muslim.
Menurut Prof. Amal, komunitas Thullab Nursi, baik di Turki maupun Indonesia, merupakan bagian penting dari civil society Islam. Keberadaan mereka berkontribusi pada proses demokratisasi dengan memperkuat nilai keagamaan, etika sosial, dan partisipasi warga negara secara damai.
“Sebagai masyarakat sipil Islam, komunitas Said Nursi sejatinya adalah salah satu pilar demokrasi. Mereka berperan dalam membangun kesadaran moral dan partisipasi publik tanpa kekerasan,” ujar Prof. Amal dalam paparannya.
Namun demikian, ia juga mengajukan kritik reflektif. Merujuk pandangan sejumlah sarjana politik, Prof. Amal menilai bahwa kualitas demokrasi di negara-negara Muslim, termasuk Indonesia dan Turki, dalam satu dekade terakhir cenderung mengalami penurunan. Salah satu penyebabnya, menurut dia, adalah masyarakat sipil (termasuk civil society Islam) belum cukup kuat untuk berfungsi sebagai penyeimbang kekuasaan negara.
Diskusi yang berlangsung intens menunjukkan beragam respons peserta. Sejumlah peserta mempertanyakan penilaian para sarjana Barat terkait kemerosotan demokrasi di Turki. Mereka berpendapat bahwa kehidupan masyarakat Muslim di Turki relatif baik, dengan ruang ekspresi keberagamaan yang luas dan terlindungi. Kritik Barat dinilai kurang objektif karena dianggap abai terhadap pelanggaran hak asasi manusia di negara-negara Barat sendiri.
Peserta lain menyoroti perspektif Said Nursi yang menempatkan penguatan akidah dan tauhid sebagai agenda utama dakwah. Dalam pandangan ini, kualitas iman diyakini menjadi fondasi utama bagi perilaku sosial, termasuk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Prof. Amal mengutip pernyataan Said Nursi yang terkenal, “A‘?dzu bill?hi mina asy-syaith?n was-siy?sah,” sebagai sikap kehati-hatian terhadap politik praktis yang berpotensi memecah belah umat. Meski demikian, ia menegaskan bahwa komunitas Thullab Nursi tidak bersikap apolitis.
“Mereka tetap berpartisipasi dalam pemilihan umum, bahkan salah satu pimpinan Istanbul Foundation pernah menjadi anggota parlemen. Politik yang mereka jalankan adalah politik positif, tanpa kekerasan, tanpa intrik kotor, dan dengan cara-cara etis,” jelasnya.
Jika terdapat kebijakan pemerintah yang dinilai kurang adil atau tidak demokratis, aspirasi disampaikan melalui jalur dialog dan komunikasi langsung dengan para pemangku kebijakan.
Kegiatan akademik ini berlangsung pukul 10.00–12.30 waktu setempat di Istanbul Foundation, dan dilanjutkan pukul 14.00–16.00 di Üsküdar Üniversitesi. Acara tersebut dihadiri langsung oleh Direktur Istanbul Foundation, Dr. Said Yuce, serta Direktur Üsküdar Üniversitesi, Prof. Dr. Mehmet Zelka, bersama akademisi dan peneliti dari berbagai latar belakang disiplin.
Kehadiran Prof. Khusna Amal dalam forum internasional ini menegaskan kontribusi UIN KHAS Jember dalam diskursus global tentang Islam, masyarakat sipil, dan demokrasi transnasional.
Penulis: Atiyatul Mawaddah
Editor: Munirotun Naimah



