info@uinkhas.ac.id (0331) 487550

Wakil Rektor I UIN KHAS Jember Dorong Peran Pemuda Muslim dalam Moderasi dan Ekoteologi di Kayseri, Turki

Home >Berita >Wakil Rektor I UIN KHAS Jember Dorong Peran Pemuda Muslim dalam Moderasi dan Ekoteologi di Kayseri, Turki
Diposting : Rabu, 24 Dec 2025, 09:13:32 | Dilihat : 42 kali
Wakil Rektor I UIN KHAS Jember Dorong Peran Pemuda Muslim dalam Moderasi dan Ekoteologi di Kayseri, Turki


Humas — Wakil Rektor I UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember, Prof. Dr. M. Khusna Amal, S.Ag., M.Si., menjadi narasumber dalam kegiatan pendidikan dan diskusi bersama SMA Internasional Imam Hatip Kayseri di Turki, Ahad (21/12/2025). Moderasi acara ini dilakukan oleh Hasbi Sen, M.A. dari Istanbul Foundation dengan peserta sekitar 200 siswa dan pendidik dari 30 negara di Asia, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa.

Dalam paparannya, Prof. Khusna membedah tema “Strengthening the Role of Muslim Youth as Agents of Religious Moderation and Ecotheology for a Sustainable Future in the Global World”, menyoroti dua tantangan besar yang dihadapi dunia global saat ini: konflik bersenjata dan krisis iklim.

Data global terbaru menunjukkan konflik bersenjata terus menelan korban jiwa yang besar. Perkiraan dari Peace Research Institute Oslo menunjukkan bahwa konflik Rusia–Ukraina diperkirakan akan menyebabkan sekitar 28.300 kematian pada 2026, dan konflik Palestina–Israel sekitar 7.700 jiwa dalam rentang yang sama. Selain itu, konflik Israel–Palestina telah memakan puluhan ribu korban di Jalur Gaza dan wilayah sekitarnya sejak 2023, angka yang mencapai puluhan ribu jiwa—termasuk banyak warga sipil—menurut data kesehatan setempat dan lembaga internasional lainnya. 

Ancaman konflik lain, seperti ketegangan antara India dan Pakistan atau ketegangan di berbagai perbatasan, turut memperkuat urgensi dialog dan pendidikan damai di kalangan generasi muda.

Selain perang, krisis iklim memicu bencana besar di berbagai belahan dunia. Di Indonesia, musim hujan 2025 menyebabkan banjir dan tanah longsor dahsyat di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Hingga awal Desember 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat puluhan ratus hingga hampir seribu jiwa tewas akibat bencana hidrometeorologi ini, dan angka ini diperkirakan masih bisa bertambah seiring proses pencarian korban yang berlangsung. 

“Konflik dan bencana ekologis bukan sekadar statistik,” ujar Prof. Khusna. “Keduanya adalah ancaman nyata bagi keberlangsungan hidup umat manusia di masa depan.”

Para siswa menunjukkan antusiasme tinggi sepanjang sesi tanya jawab. Banyak yang bertanya tentang makna moderasi beragama dan ekoteologi, serta pengalaman implementasinya di Indonesia—negara dengan pluralitas agama dan etnis yang luas.

Pada sesi penutup, Prof. Khusna menekankan bahwa generasi muda internasional ini memiliki modal sosial dan prospek kuat sebagai calon pemimpin dunia. Keberagaman latar belakang mereka, menurutnya, menjadi modal untuk membangun mutual understanding yang kokoh, sebagai fondasi penyelesaian konflik dan konstruksi perdamaian global.

“Penguatan moderasi beragama dapat membantu menyelesaikan konflik secara damai. Sementara pemahaman ekoteologi memberi kita kerangka nilai untuk merespon krisis iklim dengan etika dan tanggung jawab,” tuturnya.

Di akhir acara, perwakilan sekolah yang diwakili oleh Musa Saçl? menyampaikan apresiasi tinggi dan ucapan terima kasih kepada Prof. Khusna. Ia berharap kegiatan serupa dapat menjadi agenda berkelanjutan yang memperkaya wawasan siswa dan memperkuat jejaring internasional dalam menghadapi tantangan global yang kompleks.

Penulis: Atiyatul Mawaddah 
Editor: Munirotun Naimah 

;