Rektor, Wakil Rektor I, dan Kabiro AUPK UIN KHAS Jember Hadiri Studium Generale Gerakan Islam Abad ke-20
UIN Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember kembali membuka ruang diskusi global melalui kegiatan Studium Generale bertajuk The Rise of Islamic Movements in the Twentieth Century Has Reconfigured Traditional Understandings of Religious Authority. Kegiatan ini resmi dibuka pada Rabu, 26 November 2025, pukul 08.30 WIB, bertempat di BEC International Class Lantai 1 UIN KHAS Jember, dengan skema kehadiran luring dan daring.
Pembukaan kegiatan menghadirkan jajaran pimpinan universitas dan akademisi lintas negara. Rektor UIN KHAS Jember, Prof. Dr. H. Hepni, S.Ag., M.M., menyampaikan opening remarks secara daring melalui Zoom Meeting, bersamaan dengan kehadiran Dr. Ngatawi Al Zastrouw, dosen Fakultas Islam Nusantara UNUSIA Jakarta, sebagai narasumber daring. Sementara itu, secara luring hadir Wakil Rektor I UIN KHAS Jember Prof. Dr. M. Khusna Amal, M.Si., Kepala Biro AUPK Dr. H. Nawawi, M.Fil.I., narasumber utama Prof. Stéphane Lacroix, Guru Besar dari Sciences Po Paris, serta moderator AlFurqon, M.Th.I., Ph.D., dosen FUAH UIN KHAS Jember.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor I UIN KHAS Jember menggarisbawahi pentingnya studium generale sebagai ruang strategis untuk menjaga iklim dan atmosfer akademik di tengah tantangan era digital. Ia menyebut fenomena scroll culture sebagai salah satu ancaman serius bagi kedalaman berpikir dan tradisi diskusi ilmiah di kampus. “Forum seperti ini adalah bentuk counter culture. Kita menjaga tradisi membaca, berdiskusi, dan berpikir kritis agar atmosfer akademik tidak tergerus,” ujarnya.
Ia juga menekankan relevansi tema yang diangkat, khususnya terkait pergeseran otoritas keagamaan dan munculnya aktor-aktor baru dalam gerakan Islam kontemporer. Menurutnya, gerakan sosial dan politik keislaman di berbagai belahan dunia kini tidak lagi dimonopoli oleh otoritas tradisional, tetapi juga dijalankan oleh generasi muda yang mahir memanfaatkan teknologi digital dan media sosial. “Anak-anak muda menjadi aktor penting perubahan. Ini tantangan sekaligus peluang bagi dunia akademik,” katanya.
Prof. Amal juga mengungkapkan rencana penguatan kerja sama internasional, antara lain melalui visiting lecture, joint research, dan student mobility dengan sejumlah institusi global seperti Sciences Po Paris dan SOAS London. Ia berharap kolaborasi tersebut dapat membuka akses mahasiswa dan dosen UIN KHAS Jember ke panggung akademik internasional.
Sementara itu, Rektor UIN KHAS Jember, Prof. Hepni, dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan secara resmi, menyoroti bahaya fragmentasi pemahaman agama di era digital. Ia menyebut bahwa literasi keagamaan dan integritas intelektual menjadi kunci untuk merespons dinamika dan polarisasi yang lahir dari banjir informasi elektronik. “Sebagai komunitas akademik, kita perlu mengembangkan eksperimen intelektual yang sehat agar mampu menjawab tantangan kontemporer dunia Islam,” ujarnya.
Menurut Prof. Hepni, studium generale bukan sekadar pengayaan pengetahuan, tetapi juga bagian dari pembentukan karakter religius dan intelektual mahasiswa. Ia menilai forum akademik semacam ini mampu memperluas perspektif, memperdalam analisis, dan merawat tradisi dialog ilmiah yang adil dan terbuka.
Kegiatan yang diikuti sekitar 90 peserta ini menjadi penutup rangkaian studium generale UIN KHAS Jember di akhir tahun 2025. Dengan menghadirkan akademisi internasional dan tema global, forum ini diharapkan tidak hanya menjadi ruang belajar, tetapi juga titik temu gagasan untuk membaca ulang dinamika gerakan Islam dan otoritas keagamaan di dunia kontemporer.
Penulis: Atiyatul Mawaddah
Editor: Munirotun Naimah



