IAIN Jember Kukuhkan Guru Besar Bidang Ilmu Pengembangan Kurikulum
IAIN Jember – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember mengukuhkan Titiek Rohanah Hidayati sebagai guru besar bidang ilmu pengembangan kurikulum. Pengukuhan itu dilakukan dalam rapat terbuka senat IAIN Jember di Gedung Kuliah Terpadu (GKT) IAIN Jember, Senin (5/11).
Rektor IAIN Jember Babun Suharto mengatakan, pengukuhan guru besar bidang Pendidikan Islam ini diharapkan dapat memperkuat langkah untuk mewujudkan visi misi IAIN Jember sebagai pusat pengkajian dan pengembangan Islam Nusantara.
“Dengan dikukuhkannya guru besar bidang ilmu pengembangan kurikulum, tentu hal ini dapat menguatkan civitas akademika IAIN Jember untuk mewujudkan keunggulan sebagai pusat dan kajian pengembangan Islam Nusantara. Kita bersyukur memiliki seorang ilmuan otoritatif dalam pengembangan kurikulum yang juga konsen dan menekuni pengembangan kurikulum pesantren Nusantara,” ungkap Babun.
Babun optimis IAIN Jember ke depan semakin maju dan berkualitas. Menurutnya, pelbagai program penguatan tradisi akademik dilaksanakan di IAIN Jember seperti akselarasi Doktor, akselarasi guru besar dan penguatan riset serta publikasi ilmiah.
“Alhamdulilah, kini IAIN Jember memiliki tujuh guru besar. Tanggal 19 November, guru besar bidang ilmu Ushul Fiqh atas nama M.N Harisudin juga akan dikukuhkan. Semoga civitas akademika IAIN Jember lainnya dapat segera mengikuti jejak kesuksesan ini,” kata Babun.
“Saya berharap, pencapaian ini dapat memberikan kontribusi besar terhadap lembaga IAIN Jember dan juga terhadap masyarakat umum,” sambungnya.
Titiek Rohanah Hidayati menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Meneguhkan Identitas Kurikulum Pesantren Nusantara: Dari Transformasi ke Reproduksi-Dialektis”. Titiek menyampaikan bahwa kurikulum pesantren sangat layak disebut sebagai kurikulum berbasis intersection and unity of curriculum. Ia memperkenalkan Kubus-Tersatukan Kurikulum Pesantren.
“Tidak memungkinkan lagi bagi siapapun, untuk menyatakan pesantren tidak memiliki kurikulum. Pesantren memiliki kurikulum yang dirangkai melalui proses kesatuan pembacaan realitas, sublimasi-abstraktif berbasis pada nilai-nilai kepesantrenan dan nilai-nilai budaya lokal serta dapat diukur pula melalui cara-cara berfikir keberkahan dan kebermanfaatan pada kehidupan nyata di lingkungan masyarakat,” terang Titiek.
Dikatakan Titiek, secara esensial kurikulum yang berkembang di pesantren memiliki penekanan pada substansi ajaran keislaman, kenusantaraan, dan kemodernan. Menurutnya, muatan materi khazanah Islam klasik menjadi pilar utama. Sementara kenusantaraan dapat menjadi variabel dialektik, dialog khazanah Islam dan khazanah lokal yang kemudian dikontekstualisasikan.
“Kurikulum yang demikian ini mampu menghasilkan out put santri yang kuat menjaga tradisi Islam, menjaga tradisi lokal dan tidak gamang menghadapi setiap bentuk perubahan zaman”, ungkap Titiek.
Titiek Rohanah Hidayati merupakan dosen senior di IAIN Jember. Ia mengawali karir menjadi dosen di STAIN Jember tahun 1994. Pernah menjabat Kepala Pusat Studi Wanita STAIN Jember 2002-2003, Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Jember 2003-2004, Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswaan STAIN Jember 2004-2008, Asisten Direktur I Pasca Sarjana STAIN Jember 2008-2013, Kepala Pusat Penjaminan Mutu STAIN Jember 2014-2015, dan Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana IAIN Jember. (humas/wildan)