Gandeng Penyuluh Agama, Rumah Moderasi Beragama IAIN Jember Intensifkan Penguatan Moderasi Beragama
Humas --- Rumah Moderasi Beragama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember menggandeng penyuluh agama dari tujuh Kabupaten/Kota untuk bersinergi dalam membumikan nilai-nilai moderasi beragama.
Mereka berasal dari Kabupaten Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, Kabupaten Probolinggo dan Kota Probolinggo. Sinergi ini dikemas dalam Workshop Penguatan Kapasitas Penggerak Moderasi Beragama yang berlangsung daring dan luring.
Membuka workshop, Rektor IAIN Jember Babun Suharto mengungkapkan, Kementerian Agama saat ini menempatkan penguatan moderasi beragama sebagai kata kunci. Maka, pada tataran implementasinya, termasuk di perguruan tinggi keagamaan Islam, moderasi beragama menjadi konstruk pengembangan keilmuan, juga sebagai strategi penguatan intelektualisme moderat agar tidak mudah menyalahkan pendapat yang berbeda.
“Rumah Moderasi Beragama sangat penting sebagai wadah penyemaian nilai-nilai moderasi beragama. Kebutuhan terhadap narasi keagamaan yang moderat tidak hanya menjadi kebutuhan personal, tapi juga kelembagaan. Maka, penguatan moderasi beragama di IAIN Jember tidak terbatas pada sivitas akademika internal, melainkan juga menggandeng para stakeholder di luar kampus, yang dalam kegiatan ini adalah penyuluh agama,” ungkap Babun di Gedung Kuliah Terpadu (GKT) Lantai 3 IAIN Jember, Kamis (20/5/2021).
Dikatakan Babun, moderasi beragama penting untuk digaungkan sebagai framing dalam mengelola kehidupan masyarakat Indonesia yang mutikultural. Penguatan terhadap nilai-nilai moderasi beragama menjadi tanggung jawab semua pihak.
“Suara lantang untuk membumikan moderasi beragama merupakan bagian dari tanggung jawab kita semua. Perguruan tinggi tidak menjadi menara gading, melainkan menjadi mercusuar dalam membumikan nilai-nilai moderasi beragama di tengah-tengah masyarakat,” terang Babun yang juga Ketua Forum Rektor PTKN.
Direktur Rumah Moderasi Beragama IAIN Jember, Wildani Hefni mengungkapkan, pihaknya menggandeng para penyuluh agama sebagai mitra dalam mengintensifkan program dan kegiatan Rumah Moderasi Beragama dalam lingkup eksternal kampus.
“Kegiatan ini merupakan salah satu langkah Rumah Moderasi Beragama IAIN Jember untuk menjalankan fungsi penguatan dan fasilitasi dalam membumikan nilai-nilai toleransi, harmoni, yang semuanya bertujuan untuk mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan," terang Wildan.
"Kami bersinergi dengan para penyuluh agama untuk pemetaan awal deteksi dini konflik keagamaan, strategi menyelesaikan kasus-kasus dan fenomena keagamaan, pemanfaatan media digital, dan lain-lain," lanjutnya.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini, Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya, Masdar Hilmy, dan Rektor UIN Alauddin Makassar, Hamdan Juhannis, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Timur Ab. Halim Soebahar, serta Menteri Agama RI periode 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin.
Sebagai bentuk komitmen penguatan moderasi beragama, kegiatan ini menghasilkan deklarasi yang dibacakan bersama di akhir kegiatan. Berikut point deklarasi:
Kami, unsur tokoh dan penyuluh Agama Islam se eks-Karesidenan Besuki dan Lumajang, serta akademisi IAIN Jember, menyatakan;
1. Islam Indonesia adalah agama rahmatan lil alamin yang menjunjung tinggi nilai-nilai moderasi (tawassuth), keseimbangan (tawazun), toleransi (tasamuh) dan keadilan (adalah)
2. Kami bertekad akan merawat corak Islam Indonesia dan terus menyegarkan serta memperkuatnya untuk menjawab tantangan zaman
3. Kami bertekad akan mempromosikan Islam Indonesia sebagai solusi bagi perdamaian dunia dan penciptaan tatanan global yang lebih berkeadaban dengan berlandaskan nilai persaudaraan (al-ukhuwwah), persamaan (al-musawah), musyawarah (asy-syura), tolong menolong (at-ta’awun), dan saling menghormati (at-tarahum).
4. Kami menolak segala bentuk sikap berlebih-lebihan atau melampaui batas (al-ghuluw), baik dalam perbuatan atau perkataan yang merupakan benih-benih kezaliman, kekerasan, radikalisme, permusuhan dan terorisme yang merupakan ancaman nyata bagi kehancuran peradaban dan kemanusiaan.