Terbaik diantara 1.856 Wisudawan S1, Jazilatul Auniyah: Tugas Kita Berperang dengan Kebodohan

Humas - Gigih dan pantang berputus asa. Layaknya petarung, mahasiswa mesti berani melepas pukulan pada rasa malas dan menangkis peluang cita-cita menjemput kemenangan rasa manisnya ilmu pengetahuan.
Demikian penggalan kesan pesan wisudawan terbaik, Jazilatul Auniyah, yang disampaikan pada Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana ke 51 Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember di New Sari Utama Convention Hall. Sabtu, 9 September 2023 lalu.
Sebelumnya nama Jazilatul Auniyah atau Nia, mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) itu , dinobatkan sebagai peraih Indeks Prestasi Komulatif (IPK) tertinggi dengan skor 3,81 oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Miftah Arifin.
Saat perempuan yang tinggal di Desa Curah Malang, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember itu dipanggil pembawa acara untuk menyampaikan pesan dan kesan, ia lantas berdiri dan nampak begitu energik menuju mimbar diiringi gemuruh tepuk tangan wisudawan lain.
Sesampai Nia berdiri di mimbar, tepuk tangan yang menyertainya masih terdengar riang memeriahkan suasana.
Tak berselang lama, suara menggelegarnya seketika membangkitkan semangat ribuan wisudawan. Total ada 1.994 wisudawan yang terdiri dari, program sarjana 1.856, program magister 112, dan program doktoral sebanyak 20 wisudawan.
Terlebih ketika dia menyebut dan meyakinkan bahwa alumni UIN KHAS Jember pasti mampu melewati berbagai tantangan hidup. Bukan sebatas retorika, menurutnya, menempuh pendidikan tinggi di UIN KHAS Jember, banyak mendapatkan nilai-nilai berharga perihal ilmu pendidikan dan lain-lain. Tentu krusial di tengah masyarakat.
Tidak hanya itu, ia juga meangpresiasi kinerja Sivitas Akademika UIN KHAS Jember atas perannya dalam mencerdaskan generasi anak bangsa.
"Terimakasih kepada bapak rektor dan wakilnya, bapak dekan dan wakilnya. Keberhasilan kalian dalam memfasilitasi kami belajar, berakhir menyenangkan di atas mimbar ini," tukasnya.
Lebih lanjut, Jazil mengenang, sejak dirinya diterima menjadi Mahasiswi di program studi Manajemen Pendidikan Islam 4 tahun lalu. Dia mengaku banyak mendapatkan anugerah terindah pengalaman. Baginya, pengalaman adalah guru terbaik.
"Experience is the best teacher," ungkapnya
Nia menambahkan, pada umumnya bangku kuliah dikenal dengan pendidikan kelas yang membosankan. Tugas demi tugas yang diangsur oleh dosen, kentara menyibukkan mahasiswa. Bahkan beberapa teman-teman mahasiswa angkatannya, memilih mundur karena gagal bertahan melawan jahatnya kebodohan.
Sementara dirinya, tetap kukuh berkeyakinan bahwa ilmu itu memang wajib dicari dan kebodohan wajib diperangi.
Selain kuliah, Nia juga terlibat aktif berorganisasi di Unit Kegiatan Mahasiswa UKPK. Dia merasa santai beraktivitas, sesekali ia memaksa dirinya agar senang dan bangga. Berpikir positif terus dinikmati, sampai pada puncak dirinya mengenakan toga dan dinobatkan sebagai 'pemenang' peraih skor IPK tertinggi diantara ribuan teman-temannya.
"Ini pencapaian yang tidak pernah saya duga sebelumnya, saya senang dan bangga sekali," ungkapnya saat dikonfirmasi tim jurnalis Humas.
Kata Nia menambahkan, polusi kebodohan masih kentara tersebar dimana-mana, tugas kita setidaknya mengurangi peta sebaran kebodohan itu. Meski dia sadari, hal itu butuh keuletan niat alias tidak mudah.
Nia berharap, prestasi yang ia raih menambah bekalnya untuk berjuang hidup di tengah masyarakat. Dia juga berdoa, agar UIN KHAS Jember semakin masif mencetak mahasiswa unggul, mengiringi visinya menjadi perguruan tinggi terkemuka di Asia pada 2045.
Penulis: Syirly Yusfi
Editor: Dahlan Nur Busri