Rektor UIN KHAS Jember Sebut Prof Babun telah Membuat Sejarah yang Mengagumkan
Humas- Kala itu, tepat pada hari Jum'at, 3 November 2023 pagi, Auditorium megah Gedung Kuliah Terpadu tidak lagi seperti biasanya. Keheningan terasa, bahkan semakin jelas setelah langkah kaki terkahir berada di ujung tangga teratas menuju ruangan tersebut.
Dari kejauhan, terlihat beberapa kabinet lama duduk berkumpul mengelilingi meja bundar, bahkan seperti dikelompokkan tiap-tiap unit dan fakultas.
Sedari pintu utama yang jaraknya kurang lebih 80 meter dengan podium, terlihat jelas tulisan yang tertera di VidTron itu isinya 'Pisah Sambut Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember'.
Sebagai tim jurnalis Humas, tentu sudah sangat terbiasa naik turun tangga dari auditorium itu, dan biasa pula mendengar pidato Rektor UIN KHAS Jember yang lama, yakni Prof. Dr. Babun Suharto, yang biasanya simpel namun berisi, bahkan juga kerap berkelakar. Namun berbeda dengan saat itu, bahkan kentara perbedaannya.
Prof. Dr. Babun yang saat itu tengah berdiri di mimbar didampingi istrinya Dr. Erma Fatmawati, tampaknya, berusaha keras untuk menceritakan seluruh kesan-pesan selama ia menjabat. Bahkan tak canggung untuk meminta maaf dihadapan kabinetnya.
Apalah daya, seremonial lepas sambut itu harus segera selesai. Rundown yang ditetapkan panitia hanya bisa berlangsung setidaknya 2 jam-an. Ikhwal, saat itu, hampir seluruhnya panitia merangkap sebagai pelaksana kegiatan Porsi Jawara.
Konsentrasi panitia pecah, sebagian memilih fokus menyelesaikan event bergengsi itu, sebagian lagi tetap berusaha menyempatkan diri untuk mengantarkan dan menyambut pergantian rektor.
Ketika Prof. Babun masih aktif menjabat, ia kerap disebut-sebut sebagai bapak pembangunan. Meski begitu, seperti disampaikan Prof. Dr. Abdul Halim Soebahar saat dirinya diminta memimpin do'a saat itu, ia lantas mengawalinya dengan pernyataan Prof. Babun banyak dosanya.
Dosa-dosa itu, Kata Prof. Halim, karena kebiasaan marah-marah untuk sekedar mendisiplinkan bawahannya. Meski demikian, imbuh Prof. Halim, jika ditimbang, rasanya masih lebih berat amal jariyah kebaikannya.
Kemudian dikonfirmasi Prof. Babun berkelakar, salah satu tugas rektor yang tidak tertulis memang marah-marah.
Diketahui, Prof. Babun mengawali karir leadership nya di kampus sebagai Ketua STAIN Jember. Setalah satu periode menjabat, dia kemudian mengupayakan perubahan besar atau transformasi kelembagaan, menjadi IAIN Jember.
Tidak terlalu lama, setelah dua tahun dari alih status tersebut, ia kembali melakukan dobrakan besar dengan mengubah IAIN Jember menjadi UIN KHAS Jember.
Bukan semata-mata perubahan alih status, infrastruktur gedung perkuliahan, perkantoran, bahkan tata ruang kampus UIN KHAS Jember kentara semakin rapi dan meluas, hanya dalam kurun waktu 11 tahun, terhitung sejak 2012-2023.
Meski begitu, Prof Babun tetap enggan untuk mengakui perubahan itu sebagai jerih payahnya, melainkan hasil dari kerja tim yang solid dan berkualitas.
Bahkan saat diwawancarai tim Jurnalis Humas usai lepas sambut kala itu, Prof. Babun menjelaskan, bahwa prestasinya masih dalam bentuk percikan-percikan. Tetapi, ia berharap, agar percikan itu dikumpulkan sebagai bekal menuju kampus yang maju, dan unggul di Indonesia bahkan di mancanegara.
Lebih lanjut, menyinggung soal Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) UIN KHAS Jember di Senduro Lumajang, kata Prof. Babun berpesan, agar keberadaan lahan seluas 100 hektare itu juga menjadi prioritas.
Sebab, jika dalam rentang waktu tertentu tidak dijamah, dan diisi kegiatan tertentu, maka berpeluang untuk kembali ditarik oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
Setiap kemudahan tentu ada kesulitan, imbuh Prof. Babun, tantangan kepemimpinan periode 2023-2027 tentu juga perlu diperhatikan. Termasuk penyesuaian antara program-program kampus dengan program rujukan Kementerian Agama RI, seperti digitalisasi layanan, dan masih banyak lainnya.
Singkatnya, Prof. Babun meyakini, dibawah kepimpinan Rektor UIN KHAS Jember yang baru yakni, Prof. Dr. Hepni, akan jauh lebih progresif menjadikan kampus semakin tinggi menjulang, sampai berada di puncak kejayaan yang diketahui dan diakui banyak orang di seluruh dunia.
Mengakhiri wawancara, Prof. Babun menyampaikan, bahwa do'a-do'a terbaiknya ia pastikan akan turut mengiringi kepemimpinan Prof. Hepni ke depan.
Sementara itu, Prof. Hepni mengakui, bahwa Prof. Babun tidak hanya mewariskan wawasan akademik. Melainkan juga sifat dan watak peradaban sebagai seorang pemimpin.
Lanjutnya, pemimpin yang baik, adalah pemimpin yang mampu membuat bawahannya memiliki kesadaran memimpin dirinya sendiri.
Kemudian, tidak berlebihan rasanya, jika menyebut Prof. Babun telah mengajarkan segalanya, merintis segalanya, dan membuat sejarah di kampus ini.
Kata Prof. Hepni yang juga didampingi istrinya Luluk Shultoniyah itu menambahkan, rektor sebelumnya atau dia sebut sebagai 'Ketua Rektor se Indonesia' itu telah berhasil menciptakan sejarah yang mencengangkan. Bahkan tidak tanggung, berupa predikat peraih rekor muri.
Karena itu, rektor yang baru sebulan dilantik itu mengaku, memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Prof. Babun beserta keluarga.
Prof. Hepni menyadari, bahwa rektor sebelumnya itu memang bukan saja hebat karena mengetahui segalanya, tetapi hebat karena bisa menempatkan orang hebat di sekitarnya untuk membuat prestasi kampus yang semakin menjulang.
Tidak ada sejarah yang berdiri sendiri, melainkan berasal dari akar sejarah sebelumnya. Kendatipun setiap kepimpinan baru selalu berupaya melakukan perubahan-perubahan, idealnya tetap harus berkelanjutan (sustainable).
"Tidak ada sejarah baru yang tidak diawali sejarah lama, maka kami pastikan sejarah yang akan kami buat, tetap berakar dari sejarah sebelumnya," ungkap Prof. Hepni sembari berterimakasih kepada Prof. Babun.
Lebih lanjut kata Prof. Hepni, kalau kita tidak bisa menjadi the first maka jadilah the best. Kalau itu tidak bisa, jadilah the Difference.
Kemudian, mengutip Jhon F Kennedy, jangan berpikir apa yang kamu dapatkan dari lembaga, tetapi berpikir apa yang dikontribusikan untuk lembaga.
Prof. Hepni berandai, sekalipun rektor sebelumnya itu menitipkan UIN KHAS Jember kepadanya, maka dia berkomitmen akan mengemban amanah itu dengan tekad dan penuh tanggungjawab.
Dia bertekad akan memulai kepemimpinan rektor itu dengan niat ikhlas, tulus, dan ibadah. Serta semangat pengabdian, untuk bangsa, negara dan agama.
"Al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah," pungkas Prof. Hepni mengutip.
Terpisah, selain lepas sambut Rektor UIN KHAS Jember, antara Prof. Dr. Babun Suharto dengan Prof. Dr. Hepni. Setelah itu kemudian dilanjutkan dengan lepas sambut Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) UIN KHAS Jember antara Dr. Erma Fatmawati dan Luluk Shultoniyah.
Setelahnya, kabinet lama yang hadir saat itu, satu persatu ucapkan terimakasih, juga selamat datang sembari menyalami Rektor lama dan yang baru.
Beberapa jajaran lama, bahkan terlihat memberikan kado sebagai tanda penghargaan dan ucapan terimakasih.
Penulis: Dahlan Nur Busri
Editor: Moh Nor Afandi