Pertemuan Pertama, Rektor UIN KHAS Jember Sampaikan Pesan Khusus di Forum Pengarahan dan Pembinaan
Humas - Untuk pertama kalinya, Prof. Dr. Hepni, S.Ag., MM., CPEM., menyampaikan pengarahan dan pembinaan kepada pejabat fungsional dan Struktural Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember di Masjid KHAS pada Jum’at, 10 November 2023, tadi.
Prof. Hepni sapaan akrab Rektor UIN KHAS Jember mengatakan, berdasarkan statuta, penyusunan kabinet baru biasanya maksimal selesai dalam kurun waktu 2 bulan, tetapi justru ia tuntaskan selama 1 bulan.
Meski terbilang singkat, penyusunan kabinet yang betul-betul mengakomodir visi dan misi bersama menjadi prinsip, agar produk kabijakan yang dihasilkan nanti relevan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
“Insya Allah saya pakai 1 bulan saja, untuk menyusun kabinet yang betul-betul mengakomodir visi dan misi kita bersama,” ucap Prof. Hepni.
Sebagaimana kegiatan pengarahan dan pembinaan, Rektor UIN KHAS Jember menyampaikan beberapa hal untuk menandai kepemimpinannya. Mulai dari pesan ajakan, harapan, hingga larangan.
Pertama, Integritas, bersih (clean), dan berakhlaq, menjadi watak dan karakteristik pejabat UIN KHAS Jember. Dengan demikian, kepercayaan (trust) publik terhadap institusi perguruan tinggi, menurutnya akan meningkat.
Kemudian yang kedua, profesionalitas dan akselerasi pejabat kampus harus berdampak terhadap percepatan pelayanan bagi masyarakat dan mahasiswa. Senada dengan program digitalisasi layanan Kementerian Agama, “Kita ingin memotong birokasi yang bertele-tele,” tegasnya.
“Gunakan amanah dan posisi apapun untuk menciptakan kemaslahatan dan kebermanfaatan bagi mahasiswa dan masyarakat,” imbuhnya
Ketiga, hubungan masyarakat dengan kampus erat kaitannya (Simbiosis Mutualistik). Kata Prof. Hefni, masyarakat telah menyumbangkan kepercayaan, dan pejabat seyogyanya mengelola itu dengan penuh ikhlas dan totalitas.
Selain itu, kampus kentara sebagai memberikan suaka dan penghidupan. Sehingga, wajar jika diminta selalu memberikan yang terbaik. “Jangan berpikir tentang apa yang didapatkan, tetapi apa yang dikontribusikan,”pesannya.
Hendaknya, kampus tidak dikelola apa adanya (natural). Ikhwal, Perlu inovasi dan kreatifitas. Terlebih ketika harus menghamburkan anggaran tanpa tujuan yang bermakna.
Prof. Hefni mengingatkan, apapun yang tidak memiliki dampak dan impilkasi perbaikan, dan pengembangan terhadap UIN KHAS Jember, “Kita potong, kita amputasi,” tegasnya menimpali.
Lalu, menyinggung soal lain, Prof. Hepni berpesan agar tidak ada kubu dan sikap primordialisme. Hal itu, akan mengganggu pengembangan, perbaikan, dan layanan cepat kampus ke depan. “Satu-satunya rujukan yang sah adalah titik Miqat Rektor,”terangnya.
Lebih lanjut, jika selama ini masa kerja kabinet kampus UIN KHAS Jember mengikuti masa jabatan rektor, tentu berbeda dengan kepemipinan Prof. Hepni yang justru akan memberlakukan sistem Resuffle.
Prof. Hefni menggambarkan, jika selama tiga bulan ada pejabat yang dinilai telah menyia-nyiakan dan menghianati pakta integritas, maka ia minta otoritas untuk melakukan reposisi bahkan pergantian.
Otoritas itu, imbuh Prof.Hepni, dalam rangka melakukan kontrol dan evaluasi, serta memastikan kerja tim yang solid dalam satu barisan atau gerbong. “’Alaikum bil jamaah fainna yadallahi fil jamaah,” kutipnya.
Lebih lanjut, Prof. Hefni menceritakan, pesan Menteri Agama ‘Gus Men’ saat dirinya dilantik di Jakarta, pada tanggal 19 Oktober 2023 kala itu. Salah satunya tentang larangan pungutan liar (Pungli).
Kata Prof. Hefni, tolong jangan ada lagi transaksional sepeserpun, Nol Rupiah. Hal ini perlu dikawal dan dijaga bersama-sama.
Menutup pidatonya, Prof. Hefni berharap, beberapa hal-hal yang dirinya sampaikan itu diterapkan oleh para pejabat dan bawahannya. Agar perubahan yang didambakan, serta mengejar ketertinggalan dari perguruan tinggi lain akan benar-benar terwujud dalam satu periode.
“Tentu ini bukan sedekedar isapan jempol dan utopisme belaka,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Biro AUPK UIN KHAS Jember, Dr. Nawawi mengomentari, pertemuan yang berlangsung selama dua jam itu dalam rangka menyambung asa dan rasa, untuk menerima arahan serta stressing dari rektor yang belum sebulan dilantik
“Semoga arahan dan stressing rektor dicerna dengan baik oleh semuanya,” tutupnya.
Penulis: Dahlan Nur Busri
Editor: Moh Nor Afandi