Mewisuda Ribuan Mahasiswa, Rektor UIN KHAS Jember Beri Pesan Khusus Bersamaan Akhir Masa Jabatannya
Humas - Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember kembali menggelar Sidang Senat Terbuka Wisuda di New Sari Utama Convention Hall, Kaliwates, Jember pada Sabtu, 9 September 2023.
Uniknya, jumlah peserta wisudawan kali ini melonjak berkali lipat dibanding sebelumnya. Persis sebanyak 1994 wisudawan, terdiri dari 1.856 Program Sarjana ke 54, 112 Magister ke 36, dan 20 Mahasiswa Doktoral ke 21.
Akibat lonjakan tersebut, Wakil Rektor Bidang Akademik UIN KHAS Jember, Prof. Dr. Miftah Arifin mengonfirmasi, pelaksanaan wisuda terpaksa digelar di luar. Tetapi, jaraknya tidak jauh sekitar 500 meter dari kampus.
Meski gedung utama kampusnya belum mampu menampung ribuan mahasiswa, Prof. Miftah menyebut, UIN KHAS Jember telah berhasil mewisuda 17.161 mahasiswa. Terhitung sejak masih berstatus STAIN pada tahun 1997 sampai September 2023 saat ini.
Hal ini menegaskan bahwa peta sebaran Alumni dan Mahasiswa UIN KHAS Jember kekinian semakin meluas. Pusat Data dan Informasi Kelembagaan UIN KHAS Jember merilis, dari jumlah total 15.751 mahasiswa saat ini, diantaranya 8.21 persen berasal dari luar Provinsi Jawa Timur.
Mulai dari daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (T3) Kalimantan Utara dan sekitarnya, bahkan beberapa Negara di Asia, seperti Thailand, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Menanggapi hal itu, Rektor UIN KHAS Jember, Prof. Dr. Babun Suharto optimis, kampus yang dinahkodainya selama tiga periode itu, secara bertahap akan memenuhi standard infrastruktur perguruan tinggi yang jauh lebih layak.
"Perjuangan kampus UIN KHAS Jember masih panjang," ucapnya.
Selama dirinya memimpin, Prof. Babun mengakui, pihaknya memusatkan perhatiannya pada alih status kelembagaan. Ikhwal, menurutnya semakin berpeluang diminati masyarakat, dan mendesak proses pembangunan.
Terbukti bukan main. Sejak masih berstatus STAIN Jember, lalu IAIN Jember, sampai kemudian beralih status menjadi UIN KHAS Jember, beberapa tambahan gedung tinggi-tinggi berdiri tegak menjulang bak disulap.
Tidak sedikit yang penasaran, peningkatan infrastruktur Gedung UIN KHAS Jember yang terbilang pesat akhirnya menuai banyak komentar, dan tak heran jika menjadi prestasi tersendiri bagi sivitas akademika.
Sebagaimana berita sebelumnya, dia juga kerap menyebut kampus UIN KHAS Jember masih berasa IAIN dibeberapa momentum. Satire tersebut, ditegaskan Prof. Babun, agar stakeholder kampusnya ikut serta memberikan perhatian.
Disampaikan Prof. Babun, kualitas Alumni UIN KHAS Jember tidak semata-mata hanya diukur melalui bangunan fisik kampus. Alih-alih, kampus yang terletak di Lingkungan Karang Mluwo Kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember itu telah mencetak orang-orang hebat di Indonesia. Mulai dari Kiai atau pengasuh pesantren, Da'i, Politisi, Pengusaha, Dosen, Rektor, dan banyak jenis Profesi lainnya.
"Nilai tawar kita (keluarga besar UIN KHAS Jember) bukan hanya kemegahan gedung dan kemewahan fasilitas," ungkapnya memotivasi.
Lebih lanjut, menyadari jabatan rektornya telah tersisa dalam hitungan hari saja, Prof. Babun berpesan, siapapun yang menggantikan posisi dirinya, tetap terhembus nafas semangat yang sama dalam memajukan dan meningkatkan kualitas mutu UIN KHAS Jember.
Meski begitu, kata Prof. Babun sadari tidak khawatir krisis generasi. Karena, setiap orang ada zamannya, dan setiap zaman ada orangnya. "Yang melanjutkan tugas saya, saya yakin pasti yang terbaik," imbuhnya.
Peraih Lencana Amreta Brata Wira Bhakti pada Agustus lalu itu berharap, seruan Kiai Haji Achmad Siddiq atau yang kerap disebut empat pilar KHAS tetap didengungkan dan disiarkan. Membaca Al Qur'an, Sholat Berjamaah, Bersholawat, dan tidak berbuat dzolim.
Pesan khusus tersebut, ungkap Prof. Babun merupakan bagian dari tradisi Ulama NU sebagaimana kaidah 'al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah', yakni ‘Memelihara yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik.
Disela sambutannya itu, Prof. Babun tak segan ucapkan selamat bagi wisudawan. Katanya, wisuda bukan lantas dimaknai akhir dari segalanya, terlebih hubungannya dengan segenap guru-guru.
Mengutip karya Syaikh Burhanudin Az-Zarnuji dalam kitab Ta’limul Muta’alim, sesungguhnya orang yang mencari ilmu tidak akan memperoleh ilmu dan kemanfaatannya, kecuali dengan memuliakan ilmu beserta ahlinya, dan menghormati gurunya.
Memperkuat kutipannya, Prof. Babun memperinci, setidaknya ada enam syarat untuk mendapatkan ilmu, yakni kecerdasan, kesungguh-sungguhan, kesabaran, biaya, bimbingan guru, dan waktu yang relatif lama.
Imbuhnya menceritakan, salah satu sahabat Nabi Muhammad Saw, Sayyidina Ali bin Abi Thalib, juga mengekspresikan penghormatan pada guru. Ia berkata, Ana ‘abdu man ‘allamani walaw harfan wahidan (Aku adalah hamba bagi siapapun yang mengajariku walaupun hanya satu huruf).
"Kalau ingin hidupmu bahagia, maka rawatlah hubunganmu dengan guru-gurumu," pungkasnya berpesan.
Penulis: dnb
Editor: Dahlan