info@uinkhas.ac.id (0331) 487550

LP2M UIN KHAS Jember Launching Buku dan Tebar Ikan Nila: Best Practice Moderasi Beragama di Lereng Gunung Raung

Home >Berita >LP2M UIN KHAS Jember Launching Buku dan Tebar Ikan Nila: Best Practice Moderasi Beragama di Lereng Gunung Raung
Diposting : Selasa, 17 Sep 2024, 21:36:07 | Dilihat : 468 kali
LP2M UIN KHAS Jember Launching Buku dan Tebar Ikan Nila: Best Practice Moderasi Beragama di Lereng Gunung Raung


Humas - 17 September 2024 menjadi momen bersejarah bagi Desa Sumberjati, Kecamatan Silo, Jember. LP2M UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember secara resmi meluncurkan program "Kampung Moderasi Beragama" yang diadakan di Masjid Baitur Rahman. Acara ini juga menandai peluncuran buku "Pelangi Damai: Petualangan Moderasi Beragama di Lereng Gunung Raung" serta peresmian kerambah ikan di Daerah Aliran Moderasi (DAM).

Acara tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk pimpinan UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, seperti Dr. H. Khoirul Faizin, M.Ag, Dr. H. Ainur Rafik, M.Ag, dan Dr. Zainal Abidin, M.Si. Selain itu, turut hadir Camat Silo Drs. Joni Pelita Kurniawansyah, M.Si, Kapolsek Silo AKP. M. Na'i, S.Pd.I, dan Danramil yang diwakili oleh Bati Wanwil, Bapak Hariyanto. Tokoh agama dan masyarakat, seperti Kasubag TU Kemenag Dr. Ahmad Tholabi, M.HI, Kepala KUA Silo Mulyadi, S.HI, M.Ag, Ketua IPARI Jember Cecep Hendrik Adiatna, S.Ag, Romo John dari Gereja Katolik, serta perwakilan NU dan Muhammadiyah, juga turut hadir.

Para tamu undangan disambut oleh siswa-siswa dari Kecamatan Silo dengan penuh antusias. Kegiatan pra-acara juga dimeriahkan dengan senam Moderasi Beragama di depan Gereja Katolik Santo Agustinus Sumberjati.

Dalam sambutannya, Dr. Zainal Abidin, M.S.I, menjelaskan bahwa program Kampung Moderasi Beragama ini adalah upaya bersama untuk menguatkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama. "Kegiatan kami di LP2M dimulai sejak April 2024 dengan pendampingan tentang moderasi beragama, dilaksanakan di berbagai tempat seperti kantor desa, masjid, dan gereja. Ini menunjukkan ikhtiar kami untuk menguatkan moderasi beragama di Desa Sumberjati," ujarnya. Ia juga memperkenalkan buku "Pelangi Damai" sebagai salah satu best practice moderasi beragama yang menunjukkan bagaimana umat beragama di Desa Sumberjati tidak hanya hidup berdampingan tetapi juga bekerja sama dengan baik.

Selain itu, Dr. Zainal menjelaskan tentang peresmian kerambah ikan dengan penebaran 4.200 benih ikan nila sebagai simbol integrasi aspek sosial dan ekonomi dalam moderasi beragama. "Kegiatan terkait moderasi beragama tidak hanya berkaitan dengan masalah keagamaan saja, tetapi juga memperkuat dimensi sosial yang lainnya," tambahnya.

Kepala Desa Sumberjati, Andria Suwito, mengucapkan rasa syukur dan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan kepada desa mereka. Ia berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut dan berkembang. "Yang paling penting adalah kebersamaan antara umat beragama atau keyakinan kita masing-masing karena yang perlu kita pupuk adalah rasa kesatuan dan persatuan," ungkapnya.

Camat Silo, Drs. Joni Pelita Kurniawansyah, M.Si, juga menyampaikan apresiasi kepada LP2M atas pemilihan Desa Sumberjati sebagai pusat kegiatan moderasi beragama. "Dengan adanya kegiatan ini, kita berharap bisa menciptakan kerukunan umat beragama yang damai dan harmonis," katanya.

Kasubag TU Kemenag, Dr. Ahmad Tholabi, M.HI, menegaskan bahwa moderasi beragama bukanlah sekadar proyek atau program sementara, melainkan sebuah gerakan yang harus dilakukan untuk menyikapi heterogenitas beragama di Indonesia. "Moderasi beragama ini adalah langkah yang harus kita lakukan dalam rangka menyikapi keberagaman agama yang ada di bumi Indonesia. Kita semua sepakat bahwa negara kesatuan Republik Indonesia ini harus kita jaga bersama-sama. Moderasi beragama bukan berarti menyamakan semua agama, tetapi bagaimana kita hidup harmonis dalam perbedaan," jelasnya.

Dr. H. Khoirul Faizin, M.Ag, dalam sambutannya menekankan bahwa moderasi beragama merupakan esensi dari hidup berdampingan secara damai di Indonesia. "Kita harus memahami bahwa moderasi beragama adalah bagian integral dari identitas bangsa kita. Indonesia adalah rumah besar bagi berbagai agama dan kepercayaan, dan moderasi adalah kunci untuk menjaga rumah besar ini tetap kokoh dan harmonis," ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya penghormatan terhadap nilai-nilai spiritual yang ada di setiap agama dan bagaimana hal tersebut dapat menjadi landasan bagi kerukunan antarumat beragama. Dr. Khoirul menambahkan, "Kita harus bekerja sama dan saling menghormati, menjadikan moderasi beragama sebagai landasan untuk mewujudkan kesatuan dan harmoni di tengah keberagaman."

Sementara itu Dr. H. Shoni Rahmatullah Amrozi, M.Pd.I, menyampaikan rasa bangga dan haru terhadap program Kampung Moderasi Beragama yang diresmikan di Desa Sumberjati. Beliau menegaskan bahwa kontribusi Pusat Moderasi Beragama cukup berarti bagi bangsa ini. "Saya merasa bangga bahwa inisiatif ini bukan hanya sebatas ide, tetapi benar-benar diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat. Ini merupakan langkah konkret dalam menguatkan nilai-nilai moderasi beragama yang sangat penting dalam menjaga kerukunan dan persatuan bangsa," ujarnya.

Dr. H. Shoni juga berharap bahwa program ini dapat menginspirasi daerah lain untuk melakukan hal serupa, sehingga moderasi beragama dapat menjadi landasan kuat dalam membangun harmoni dan toleransi di tengah keberagaman Indonesia.

Pak Sugiarto, Ketua Stasi Santo Agustinus, juga memberikan tanggapan positif. "Ini merupakan mukjizat karena terasa sekali kegembiraan di sini. Harapannya, kegiatan ini tidak hanya sebatas acara seremonial tapi bisa menjadi tindak lanjut untuk semua insan," ujarnya.

Acara ini diakhiri dengan peluncuran kerambah ikan dan penebaran 4.200 benih ikan nila sebagai simbol keberlanjutan program moderasi beragama. Melalui sinergi dari berbagai pihak, Desa Sumberjati diharapkan menjadi contoh nyata bagaimana moderasi beragama dapat diterapkan dengan baik dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Penulis: Dasuki

Editor: Munirotun Naimah

;