Delegasi Dua Mahasiswa UIN KHAS Jember Ikuti Pengabdian Masyarakat di Papua
Humas - Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember mendelegasikan Dua Mahasiswa untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata Kolaborasi Nusantara Moderasi Beragama (KKN KNMB) tahun 2022 di Papua.
Dua mahasiswa tersebut yakni Tri Budi Prasetyo asal Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora, dan Mohammad Fauzi asal Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Saat melepas kedua mahasiswa itu, Rektor UIN KHAS Jember Prof. Babun Suharto berpesan untuk senantiasa menjaga nama baik Almamater dan memaksimalkan proses KKN KNMB dengan sungguh-sungguh.
Menurutnya, secara umum Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) mustinya terus menggalang kekuatan dalam meperjuangkan moderasi. Setidaknya, kata Prof Babun, harus berada di garda terdepan.
“Saya kira program ini penting dan strategis, apalagi tema yang diusung soal moderasi,” ungkapnya. Sabtu, 17 Juli 2022.
Didampingi Dr. Moh Nur Afandi Kepala PDIK dan Alfisyah Nur Hayati Kepala PSGA LP2M. Dua mahasiswa UIN KHAS Jember yang lolos melalui proses seleksi ini, akan mengikuti pembekalan KKN KNMB selama Tiga hari di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua. Keduanya akan bergabung dengan 114 mahasiswa asal 58 PTKIN se Indonesia.
Dr. Afandi melaporkan, usai mengikuti pelaksanaan pembekalan nanti. Mereka akan diterjunkan ke pelbagai penempatan di Papua selama 40 hari. Di antaranya, Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Fakfak, dan Kabupaten Keerom.
Kepada Jurnalis Humas Dr. Afandi menilai, peserta KKN asal UIN KHAS Jember ini kentara berpotensi untuk saling bertukar infomasi, dan menjalin keakraban lintas daerah meski dengan latar belakang budaya yang berbeda.
“Jadi ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan tentang keberagaman yang menjadi ciri khas Indonesia,” ujarnya. Senin, 18 Juli 2022 pagi tadi.
Sementara Alfisyah menambahkan, KKN KNMB Kemenag RI ini merupakan momentum untuk memperkuat wawasan, pengetahuan, dan pengalaman. Lebih-lebih dalam membangun kesadaran moderasi beragama secara praksis di tengah masyarakat.
“Semoga dengan wawasan dan pengalaman yang tercatat ini, kelak menjadi pelajaran berharga bagi seluruh masyarakat di Indonesia,” pungkasnya. (humas/dnb/afd)




